Suara.com - Liga Thailand dikabarkan mengubah regulasi soal pemain asing. Situasi ini membuat peluang Rizky Ridho dkk untuk abroad terbuka lebar.
Perubahan regulasi pemain asing Liga Thailand dibagikan oleh akun X @talao_ yang menyebutkan di musim depan bahwa akan menerapkan aturan 5+2 untuk pemain asing.
"Liga Thailand musim depan akan menerapkan aturan kuota asing 5+2. 5 pemain asing (dari mana saja) + 2 pemain ASEAN di lapangan sekaligus," cuitnya.
"Hingga 7 pemain asing (dari mana saja) + pemain ASEAN tanpa batas bisa didaftarkan per tim," sambungnya.
Baca Juga: Wajah Melas Eliano Reijnders saat Lepas Rompi Cadangan Timnas Indonesia, Warganet: Masuk Skuad Cuma...
Jika regulasi tersebut diterapkan, peluang pemain Indonesia untuk abroad ke Liga Thailand bisa terbuka lebih lebar.
Belum lama ini, penggawa timnas Indonesia Rizky Ridho sempat menyatakan bahwa dirinya bermimpi untuk main di Liga Thailand.
"Jadi kaya saya pengen banget dari dulu sebelum cita-cita ke Eropa, dari dulu saya pengen banget main ke Thailand. Saya tanya-tanya ke kakak Yanto (Basna) bagaimana di Thailand," ucap Rizky Ridho di siniar Sport77.
"Terus dia bilang nanti kalau Ridho kontrak habis di Persebaya hubungi kakak (Yanto) ,nanti siapa tahu bisa dibawa ke Thailand pakai agen dia. Dan waktu saya habis di Persebaya, saya tidak kepikiran hubungi kakak Yanto, kelupaan akhirnya sudah tanda tangan sama Persija," sambungnya lagi.
Adapun saat ini, sudah ada pemain Indonesia yang berkarier di Liga Thailand yaitu Asnawi Mangkualam dan Ronaldo Kwateh.
Baca Juga: Cetak 2 Gol ke Gawang Arab Saudi, Berapa Harga Pasar Marselino Ferdinan?
Ada yang menarik jika sepakbola dihubungkan dengan geografi. Terutama untuk mengetahui peta persebaran beberapa pemain dari belahan dunia. Di liga-liga top Eropa tentu banyak tersebar talenta-talenta terbaik sepakbola dari segala penjuru dunia.
Yang sering jadi pertanyaan, dari beberapa liga top Eropa seperti Premier League, Serie A, La Liga, Bundesliga, maupun Ligue 1, siapa sih negara yang paling banyak menyumbang pemain? Mari kita cari tahu jawabanya.
Dimulai dari liga terpopuler nomor satu di dunia, Premier League. Usai rebranding sejak 1992, Liga Inggris tumbuh sebagai liga terkompetitif dan jadi liga terbaik di dunia hingga sekarang. Deretan pemain top dunia hampir ada di setiap klub.
Namun apa kabar dengan pertumbuhan pemain asli Inggris di Premier League? Ya, hal itu mengalami penurunan sejak saat itu. Bahkan hingga tahun 2015, ketika sempat ditekan dengan kebijakan dari FA.
Ketika itu FA di bawah ketua Greg Dyke memberlakukan perubahan aturan yang menetapkan semua klub di Premier League harus memasukkan jumlah minimum pemain lokal ke dalam skuad mereka.
Alhasil menurut data The Athletic, sejak 2015 hingga musim lalu, jumlah pemain asli Inggris yang ada di skuad tim-tim Premier League meningkat 41%.
Namun di musim ini ternyata terjadi dampak penurunan yang signifikan. Hal itu terbukti dari data yang menunjukkan hanya sekitar 35% pemain asli Inggris yang menghuni tim Premier League.
Salah satu penyebabnya yakni adanya kebijakan gempuran para pemain asing dari tim-tim Premier League yang makin kaya. Kebijakan ketat “Brexit” di bursa transfer Inggris yang menetapkan pembatasan izin kerja dari para pemain asing, tampaknya tak berfungsi membendung eksodus para pemain asing dengan harga mahal.
Tak dipungkiri para klub Premier League kini berlomba-lomba sebanyak mungkin memenuhi kedalaman skuadnya dengan para pemain asing, baik itu pemain muda maupun tua.
Bahkan sejak 2017/18, tercatat pemain asli Inggrisnya sendiri malah memilih keluar dari Liga Inggris. Di musim ini saja ada 30 orang Inggris yang tersebar di luar Premier League. Contohnya di Serie A ada Tammy Abraham, Chris Smalling, maupun Fikayo Tomori. Di Ligue 1 juga ada Ross Barkley, Florian Balogun, maupun Djed Spence.
Sebagai catatan saja, meskipun banyak pemain asing di Premier League, ternyata liga ini bukan yang paling beragam. Premier League hanya punya pemain dari 68 negara yang tersebar di 20 klub Premier League musim ini.
Dan yang paling unik perkembangannya adalah peningkatan pemain asal Brazil. Hal ini cukup signifikan karena sekarang Premier League memiliki 36 pemain negeri Samba. Ini adalah jumlah tertinggi dalam sejarah Premier League.
Serie A justru menjadi liga paling beragam dibanding Inggris. Tercatat musim ini ada pemain dari 72 negara berbeda di klub Serie A. Sama halnya seperti Liga Inggris, Serie A juga mengalami penurunan signifikan dari jumlah pemain lokalnya.
Hanya 40% musim ini pemain asli Italia yang berada di klub Serie A. Ini adalah angka terendah dalam satu dekade terakhir. Presiden Federasi Sepak Bola Italia, Gabriele Gravina serius menyoroti fakta itu. Ia bahkan khawatir akan hal itu.
“Musim ini tidak positif, kami hampir tidak banyak melihat para pemuda Italia,” kata Gravina di awal musim. Ia menyadari bahwa 60 persen pemainnya kini adalah orang asing. Dan ini menurutnya bukan pertanda baik.
Menurut Gravina, hal inilah juga yang akan merusak regenerasi timnas Italia yang sedang dijalankan ini. Meskipun dirinya tetap berterima kasih terhadap klub Italia yang masih mengorbitkan dan merawat talenta lokal dengan baik.
Lalu negara mana yang mendominasi selama ini di Serie A? Ya, salah satunya yang terbesar yakni negara-negara Amerika Selatan macam Brasil dan Argentina. Dua negara itu telah menjadi bagian tak terelakan dari kemajuan sepakbola Italia selama bertahun-tahun. Bahkan musim ini saja, tercatat pemain dari dua negara itu memiliki menit bermain lebih dari pada pemain asli Italia di Serie A.
Selain negara Amerika Selatan, negara-negara Balkan seperti Serbia, Kroasia, Bosnia maupun Albania juga sering mewarnai Serie A selama satu dekade terakhir. Berkaca dari kesuksesan pemain macam Goran Pandev, Kolarov, Mihajlovic, maupun Stankovic, kini pemain macam Vlahovic, Dzeko, Brozovic maupun Milinkovic-Savic juga telah mewarnai Serie A selama beberapa tahun terakhir. Hampir 10 persen jumlah pemain dari negeri Balkan bermain di Serie A musim ini.
Beralih ke La Liga. La Liga dalam satu dekade terakhir ini patut membanggakan diri karena masih setia dengan mayoritas talenta lokalnya di beberapa klub La Liga. Bahkan angkanya selalu tertinggi dari liga-liga top Eropa lainnya. Angkanya selalu lebih dari 50 persen di tiap musimnya.
Hal itu tercermin dari beberapa akademi klub besar di La Liga seperti La Fabrica maupun La Masia yang selalu menghasilkan pemain hebat asal Spanyol. Bahkan mereka mampu dirawat hingga menjadi tulang punggung tim selama bertahun-tahun.
Selain dari talenta lokal, yang paling tertinggi di La Liga dalam satu dekade terakhir adalah pemain dari Amerika Selatan. Terkhusus Argentina dan Brazil yang selalu mendominasi.
Talenta-talenta bintang Amerika Selatan itu juga tak dipungkiri selalu menjadi ikon La Liga. Mulai dari Alfredo Di Stefano, Romario, Maradona, Rivaldo, Ronaldo Nazario, Ronaldinho, Neymar, hingga Messi.
Beralih ke Bundesliga. Sama halnya dengan Spanyol, para pemain asli Jerman tersebar di beberapa klub Bundesliga. Meskipun dari segi jumlah, masih kalah dengan apa yang terjadi di La Liga. Di Bundesliga hanya stabil di angka 45 persen ke atas dalam satu dekade terakhir.
Artinya banyak juga talenta asing yang tersebar. Tiga negara di luar Jerman yang mendominasi Bundesliga saat ini yakni Prancis, Austria, dan Swiss. Dan yang patut diperhatikan perkembangannya yakni para pemain dari Prancis. Jumlahnya tercatat melonjak drastis musim ini.
Sebagai perbandingan, jika ditarik dari satu dekade lalu tepatnya di musim 2012/13, di Bundesliga hanya ada tiga pemain Prancis: Franck Ribery (Munchen), Matthieu Delpierre (Stuttgart), dan Jonathan Schmid (Freiburg).
Namun jika dilihat di musim ini, jumlah pemain Prancis yang berada di Bundesliga menjadi sebanyak 42 pemain. Bahkan para pemain Prancis itu menjadi pilar penting bagi klubnya. Seperti Randal Kolo Muani, Marcus Thuram, Christopher Nkunku maupun para pemain Munchen seperti Lucas Hernandez, Upamecano, Kingsley Coman, maupun Benjamin Pavard.
Di Ligue 1 juga sama halnya dengan Bundesliga. Konsisten berada di angka yang stabil dari segi pertumbuhan talenta lokal yang tersebar di Liga domestik mereka. Angkanya selalu di atas 45% tiap musimnya.
Bedanya dengan liga lain, sisa persentase pemain lokalnya itu diisi sebagian besar dari talenta benua Afrika. Sangat banyak tersebar pemain dari negara Afrika di Ligue 1. Hal itu terkait dari ikatan sejarah kolonial mereka. Kesamaan bahasa dan budaya dari berbagai negara di Afrika macam Senegal, Kamerun, Mali, maupun Pantai Gading membuat mereka lebih nyaman bermain di Ligue 1.
Tak jarang juga para pemain dari Afrika Utara seperti Maroko maupun Aljazair banyak yang nyaman merumput di Ligue 1. Oleh sebab itulah banyak legenda-legenda Afrika lahir dari Ligue 1. Seperti George Weah (Monaco), Jay-Jay Okocha (PSG) maupun Didier Drogba (Marseille).
Sumber Referensi : theathletic, transfermarkt, fbref, forzaitalia, footballtransfers
Halo sobat liga, sepak bola di kawasan Asia Tenggara terus berbenah agar olah raga si kulit bundar tersebut terus berkembang seperti di kawasan negara Asia lainnya. Sehingga pesepak bola di kawasan Asia Tenggara ini tidak beekecil hati khususnya terkait gaji mereka.
Selain itu sepak bola di kawasan Asia Tenggara tidak lagi dipandang sebelah mata lagi karena sepak bola di kawasan Asia Tenggara tersebut sekarang menjadi buah bibir di dunia karena memilki suporter yang fanatik, maka tak heran banyak pemain asing mencari keberuntungan di kompetisi kawasan Asia Tenggara.
Untuk menyambut kompetisi yang baru tentu sebuah klub mendambakan pemain sepak bola yang hebat untuk membela klubnya. Untuk mendapatkan ini, maka pihak klub tidak memperdulikan lagi terkait gaji atau bayaran demi meraih prestasi.
Berkaca pada para pemain besar dunia, lantas berapa harga termahal pemain asing yang ikut kompetisi di kawan Asia Tenggara. apakah ada pemain asing yang berlaga di kompetisi Liga 1, siapa saja mereka?.
Dikutip dari Transfermarkt, berikut ini 10 pemain asing termahal di kompetisi kawasan Asia Tenggara.
1. Nelson Bonilla, Bangkok United Thailand
Bonilla merupakan pemain El Savador yang berposisi sebagai Center-forward membela Bangkok United mulai musim ini 2019-2020 dengan Nilai kontrak sebesar € 800th atau setara dengan 14 Milyar, yang sebelumnya bermain untuk Sukhothai FC Thailand.
Bonilla saat ini sudah berusia 29 tahun, dan sayangnya dia belum menunjukkan permainan terbaiknya kompetisi dihetikan untuk sementara waktu karena Virus Corana yang melanda Thailand.
Pemain berkebangsaan Brasil ini sudah 3 tahun di kompetisi Liga Thailand. Di Bangkok United pemain yang berusia 29 tahun ink di kontrak sebesar €800th atau setara dengan 14 Milyar.
Pemain yang berposisi sebegai pemain tengah ini sebelumnya bergabung dengan Shingha Chiangrai United pada musim 2017, di Bangkok United merupakan musim ke 2.
Pemain Barasil ini di kontrak senilai€800th atau setara sengan 14 Milyar, meski lahir di Brasil namun Heberty memilki paspor kewarganegaraan Timor Leste, Meski Heberty memilki paspor Timor Leste secara administrasi ia berhak untuk membela Timor Leate di ajang Internasional, namun pihak Federasi Asia Tenggara atau AFF menyatakan bahwa Heberty belum memenuhi syarat sehingga dia belum melakukan debutnya bersama Timor Leste.
Pemain yang berposisi sebagai winger tersebut sebelumnya juga bermain di Muangthong United sebagai pemain pinjaman dan saat ini dia membela Port FC pada musimn 2020, meaki ia bermain berposisi swbagai winher namun kadang juga ia pernah dimainkan sebagai Midfielder.
Pemain tengah Timnas Uzbekistan dikontrak Trengganu sebwsar €700 atau setara dengan nilai 12 Milyar. Pemain yang baru berusia 29 tahun ini sebelumnya memperkuat Loko Taskent 2017-2018 dan mulai memperkuat The Turtle julukan Terengganu 2019 sampai saat ini.
Pemain yang berasal dari Uzbekistan inindi kontrak senilai €650 ataubsetara dengan 11 Milyar. Pemain yang beeuaia 29 tahun ini meeupakannsalah satubgelandang terbaik yangbdi milki oleh Uzbekistan yang saat ini membela Muangthong sejak tahun 2019. Mizaev terkenal dengan pamian yang ulet dan umpan trobosan yang selalu menjadi gol buat Muangthong sehingga klub teesebut tidak swgan untuk mengikatnya lebih lama lagi.
Pemain yang genap beruaia 32 tahun ini telah membala johor sejak 2019 yang lalu meski tidak muda lagi namun penampilan masih sangat bagus dan juga di dukung dengan stamina yang baik sehingga Johor tidak ragu lagi untuk mengikatnya pada musim kali ini dengan nilai €650 setara dengan nilai 11 Milyar.
Pemain gelandang tengah milik Bali United jni sangat lincah apalagi disansingkan dengan Fadil Sausu maka Tim Yridatu julukan tim Bali United ini berani mengontraknya senilai €600 atau setara dengan 10 Milyar dalam satu musim, ini meeupakan tahun ke dua untu Nouri di Bali United. Dengan nilai kkntrak yang mahal teeswbut ternyata Bali tidak rugi untuk mengikatntnya karena di tahun pertamanya dia telah mempersembahkan piala Liga 1 pada tahun 2019 kemarin.
Cuesta merupakan pemain Argentina yangbsaat ini memperkuat Buriram United, meski tidak muda lagi dan saat ini berusia 31 tahun Buriram mengikatnya dengan nilai €600 atau setara dengan nilai 10 Milyar.
Pemain yang berposisi sebagai striker yang memilki dribling yang kuat dan tembakan gawang yang cukup akurat teesebut sangat diandalkan oleh Buriram United musim ini. Namun kelemahannya sebagai striker pada speed, mungkin karena faktor usia yang tidak muda lagi namun demikian dia sangay jeli dalam penwmpayan posisi khusunya dalam aeea koyak pinalti.
Pemain yang memilki tinggi badan 187 cm tersebut merapukan striker yang di handalkan oleh persija Jakarta untuk menjebol gawang lawan lawannya. Pada musim pertamanya Simic telah menjadi memberikan gelar Liga 1 untuk Persija ke 11 kalinyap, sehingga Peraija tidak ragu lagi untuk mengikatnya dengan nilai €550 atau setara dengan 9 Milyar.
Pemain yang pernah membela Timnas Krosia U-21 tersebut juga peenah membela Malaka United dan Negeri Sembilan Malyasia, karena ketidakcocokkan harga dengan Malaka akhirnya dia hijrah ke Persija hingga saat ini. Meaki tidak muda lagi tapi ketajamannya masih sangat kelihatan, nyatanya pada tahun 2018 dia pernah menjadi Top Skor untuk turnamen pra musim kompetisi Liga 1.
Itulah daftar 10 pemain termahal di kawasan Asia Tenggara, mereka merasakan cukup senang sekali karena sebelum nya tidak mengetahui tentang peesepakbolaan di kawasan Asia Tenggara, dan ternyata para suporternya memilki fanatisme yang cukup besar khusunya di Liga 1 Indonesia. Semoha saja atas hadirnya para pemain asing dapat memberi dampak peekembangan sepak bola di kawasan Asia Tenggara ini.